September 8, 2023 by Wasis Haryo Sasoko
Lupa pada Cinta yang Lain: Menjauh dari Beban dan Menyelam dalam Syukur
Kehidupan seringkali memainkan drama yang rumit di panggung yang bernama dunia ini. Dalam perjalanan ini, kita seringkali merasa terbebani oleh masalah yang datang dan pergi seperti gelombang di lautan yang tak pernah berhenti. Masalah ini, seakan-akan menjadi pusat perhatian utama kita hingga kita melupakan nikmat-nikmat indah yang bersinar di sekitar kita. Di antara riuh rendah masalah, mungkin saatnya kita menjauh sejenak, untuk merenung dan menyadari cinta yang lain, yaitu cinta untuk syukur.
Panggung yang Gelap
Terlalu sering kita mendapati diri kita tenggelam dalam permasalahan yang memerah, menyeret kita ke dalam jurang yang dalam. Seperti peran dalam drama gelap yang tiada henti, kita menjadi karakter yang terhimpit oleh masalah, terlilit oleh kekhawatiran, dan tergoyah oleh stres. Sangat mudah untuk melupakan betapa indahnya panggung yang sebenarnya ini dan semua cinta yang tersimpan di dalamnya.
Syukur, Si Bidadari yang Terlupakan
Namun, dalam pelukan kekhawatiran, kita melupakan si bidadari yang telah lama berdiri di samping kita, setia menunggu tanpa syarat - yaitu syukur. Syukur adalah cinta yang penuh kelembutan, selalu ada dalam kebahagiaan sederhana, dalam setiap matahari terbit yang memeluk bumi dengan lembut, dalam tangisan seorang bayi yang pertama kali kita dengar. Syukur adalah pelukan hangat yang menguatkan kita ketika kita merasa lelah dan tak berdaya.
Mensyukuri Nikmat yang Lain
Mensyukuri nikmat yang lain adalah pengalaman yang mendalam. Itu adalah saat kita menutup mata kita terhadap sorotan reflektor masalah, dan membuka mata kita terhadap kecantikan sekitar kita. Ini adalah saat kita merenung tentang berkah-berkah yang kita miliki: keluarga yang kita cintai, teman-teman yang ada di samping kita, matahari yang hangat, dan senyum seorang anak kecil. Ini adalah saat kita mendapati bahwa dalam kehidupan ini, kita memiliki lebih banyak alasan untuk bersyukur daripada untuk merasa tertekan.
Kepedulian yang Membebaskan
Syukur adalah cinta yang mengajar kita untuk melihat keindahan dalam kehidupan yang tidak sempurna. Ini adalah cinta yang memberi kita kekuatan untuk merangkul perubahan dan tantangan dengan kepala tegak dan hati yang damai. Ketika kita membiarkan cinta ini mengalir dalam diri kita, kita menemukan kebebasan dari beban masalah dan ketidakpastian.
Kesimpulan: Menjauh dari Beban, Mendekati Syukur
Kadang-kadang, kita harus menjauh sejenak dari panggung gelap masalah yang membebani kita. Di antara sorotan, kita akan menemukan cinta yang terlupakan, yaitu cinta untuk syukur. Ini adalah cinta yang membebaskan, yang memungkinkan kita untuk melihat keindahan dalam hal-hal sederhana dan menemukan ketenangan dalam kekacauan. Dalam syukur, kita menemukan kebahagiaan yang tulus dan kesejahteraan yang sejati. Jadi, mari berjalan bersama cinta ini, menjauh dari beban, dan mendekati cinta untuk syukur yang selalu menunggu kita dengan tangan terbuka.